Monday, April 6, 2015

Mengenang SMA Rao di Tahun 1981

- Intro -
Sebelum menjadi murid pertama di SMAN Rao, saya bersekolah di SMPN Panti (bertempat di Pegang Baru) sebagai murid angkatan ke-2 (1978-1981). Kenangan yang masih teringat sewaktu di SMP itu antara lain:

  1. Kami terpaksa belajar 3,5 tahun baru bisa tamat karena di periode itu terjadi pergeseran awal tahun ajaran dari Januari ke Juli, sehingga waktu untuk belajar ditambah 6 bulan lagi (tentu saja dengan tetap membayar uang SPP). Waktu itu tidak terpikir untuk memprotes, kami hanya menerima dengan sabar (atau setengah sabar setengah terpaksa). Ketika berita perubahan awal tahun ajaran tersebut diumumkan oleh kepala sekolah, teman-teman menanggapi dengan suara 'huuuuu.......' yang riuh sekali. Tapi hanya sekedar itu, lalu senyap. 
  2. Kenangan lain yang juga berkesan adalah tentang bagaimana kami pulang-pergi ke sekolah tiap hari. Enam bulan pertama, saya bersama seorang teman kost di Pasar Panti, yang jaraknya ke sekolah kurang-lebih 3 km. Kami sering jalan kaki pergi dan pulang sekolah karena tidak punya uang untuk ongkos oplet (padahal ongkos oplet dari Panti ke Pegang Baru di tahun 1978 itu cuma Rp 25,- (dua puluh lima rupiah) untuk dua orang. 
  3. Memasuki semester II, teman-teman dari kampung mulai berani naik sepeda menempuh hutan Cagar Alam Rimba Panti yang terkenal angker itu. Maka saya pun ikut bergabung dalam konvoi sepeda tiap hari. Sepeda satu-satunya milik Ayah adalah sepeda batang yang untuk ukuran kaki saya waktu itu masih 'ketinggian'. Saya tidak bisa mendayung dari atas tempat duduknya yang terbuah dari kulit itu, melainkan dari atas batang besinya yang bulat dan teramat keras itu. Semua celana saya robek di bagian pangkal paha kanan karena terkikis oleh batang sepeda tersebut dan bagian batang sepeda yang saya duduki sambil mendayung itu jadi mengkilat. Jarak dari kampung saya (Tanjungmedan) ke sekolah itu 12,5 km, jadi pp 25 km tiap hari.
- Masuk SMA -
Ketika tamat SMP di tahun 1981, SMA terdekat waktu itu adalah SMAN Lubuksikaping yang berjarak 21 km dari kampung. Dengan semangat tinggi walaupun uang pas-pasan, saya mendaftarkan diri ke SMA tersebut. Saya sangat berharap dapat bersekolah di SMAN Lubuksikaping itu karena ingin merasakan tinggal di 'kota kabupaten'. Namun saya harus kecewa berat pada hari pertama sekolah. Di papan pengumuman tertulis di kertas bahwa nama-nama berikut ini, yang berasal dari SMP Panti dan SMP Rao, ditempatkan di lokal jauh (filial) Rao. Begitulah asal mulanya kenapa saya jadi murid pertama di SMAN Rao, yang dua tahun pertama itu statusnya tetap 'SMAN Lubuksikaping di Rao'. Berbekal gedung semi-permanen bekas sekolah pesantren dengan tiga ruang belajar, kami pun mulai menekuni pelajaran setiap hari. Saya lihat gedung bersejarah itu masih ada sampai sekarang. Letaknya di Kampung Tongah, Rao. Salah seorang teman seangkatan saya, namanya Maisyaroh, rumah orang tuanya persis di belakang sekolah tersebut. Juga Latifah, rumahnya cukup dekat dari sekolah, arah ke selatannya. Berikut beberapa kenangan yang masih melekat di otak tentang SMAN Rao:



Thursday, October 16, 2014

Gejala bearing (laher) roda mobil rusak

Saya tidak tahu pasti ada berapa macam gejala bearing roda yang mengalami kerusakan karena dimakan usia, tapi yang saya alami adalah pada kecepatan di atas 40 km/jam muncul suara mendengung dari bagian bawah mobil. Bunyi dengungan itu mirip suara dengungan mesin pada rpm tinggi sehingga saya jadi sering salah menduga itu suara mesin. Ketika mobil berjalan pada kecepatan 50 maka terdengar suara seakan-akan mobil sudah berlari 80 km/jam. Ketika saya ceritakan itu ke bengkel, mereka bilang itu adalah gejala kerusakan bearing roda. Dan benar saja, setelah ditukar, suara dengungan aneh itu hilang.

Wednesday, October 15, 2014

Menambal Radiator Bocor

Sebulan yang lalu radiator mobil bocor. Mungkin memang sudah waktunya karena usianya sudah 14 tahun. Tapi karena belum punya uang buat beli radiator baru maka diusahakan menambalnya, paling tidak untuk sementara. Nah, di sinilah bermula kisah trial and error ini.
Berikut deskripsi mobil dan kerusakannya.
Type mobil : New Corolla 1.8 XLi Thn 2000
Bagian radiator yang bocor : tabung bagian bawah yg terbuat dari bahan seperti fiber.
Bocornya berupa retak memanjang kira2 10 cm.

Coba-coba Pertama :-(
(Dari hasil googling) diolesi lem alteco tiga lapis. Walaun kurang yakin tapi dicoba juga. Setelah dipasang memang tidak bocor (karena belum ada tekanan dari dalam). Cara ini hanya bertahan tiga hari, lalu bocor lagi.

Coba-coba Kedua :-(
Pakai lem taiwan (ada yg bilang lem korea) lima lapis dengan interval beberapa menit lalu yang terakhir ditaburi bubuk kopi (katanya biar lebih keras). Setelah kering lalu dipasang dan diisi air. Aman, tidak ada yang bocor. Eh...setelah tiga hari....bocor lagi.

Coba-coba Ketiga :-)
Saya dapat ide dari slang radiator yang keluar-masuk mesin. Slang ini kalau tidak ada silikon merah tentunya juga bocor. Tapi silikon merah ternyata bisa menghambat kebocoran tersebut. Tapi ada syaratnya. Silikon merah ini adalah benda yang elastis, jadi untuk dapat berfungsi menghambat kecoboran maka dia harus diapit oleh dua benda yang kaku. Dari ide tersebut saya lalu memotong plat aluminium (ketebalan kurang lebih 1 mm) berbentuk persegi dengan luas yang dapat menutupi bagian karburator yang retak. Pinggir-pinggir pelat aluminium tadi agak dilengkungkan ke satu arah agar dapat menampung dan menahan silikon merah. Siapkan juga kawat diameter 1,5 mm untuk mengikatnya. Setelah kedua permukaan dibersihkan lalu saya isi dulu bagian yang retak dengan lem taiwan (yang punya kemampuan meresap ke celah-celah retakan yang sempit) lalu dioleskan silikon merah secara merata pada kedua sisi (radiator dan plat aluminium). Volume silikonnya dibuat agak penuh sehingga ketika ditempelkan akan melimpah sedikit pada bagian pinggirnya. Itu gunanya untuk memastikan tidak ada gelembung udara di bagian yang retak tadi. Setelah ditempelkan lalu diikat dengan kawat yang telah disiapkan. Saya buat ikatannya beberapa buah dengan jarak 2-3 cm sehingga plat aluminium tersebut benar-benar menempel erat pada tabung radiator yang bocor tadi.

Hasilnya....

Belum dapat diketahui berapa lama bisa bertahannya, tapi sampai tulisan ini dibuat sudah lebih dari enam bulan semenjak ditambal, belum ada tanda-tanda kebocoran kembali pada radiator yang retak tersebut. Itu saya anggap sebuah sukses yang perlu saya share dengan teman-teman yang lain, barangkali saja ada yang mengalami kasus serupa. Semoga bermanfaat.

Mengenal Fungsi FREQUENCY pada Excel

Fungsi =FREQUENCY berguna untuk menghitung berapa sering suatu data tertentu ditemukan pada suatu kelompok data. Ketika semua pemilih selesai memberikan suara pada pemilu, maka Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melakukan tally untuk menentukan berapa suara yang diperoleh masing-masing calon. Bila calon nomor urut 1 mendapat suara 200 maka itu berarti frekuensi suara pemilih untuk calon tersebut adalah 200.

Contoh: Seorang petani yang baru panen semangka, menimbang satu per satu semangka yang dipanennya dan menuliskan hasilnya pada sel Excel. Fungsi FREQUENCY dapat dipakai untuk menentukan berapa kali ditemukan buah semangka dengan berat yang sama. Setiap nilai berat akan dihitung apakah ada yang sama dengan yang lain sehingga didapat buah dengan berat 4,0 kg itu ada berapa buah, buah dengan berat 4,5 kg ada berapa buah pula, demikian seterusnya. Ok, mari kita lihat cara penggunaannya.

Bentuk umum fungsi FREQUENCY adalah =FREQUENCY(DATA_ARRAY, BIN_ARRAY). Data_array adalah kisaran (range) data yang berisi berat masing-masing semangka, misalnya terletak di sel A1 sampai A100 (ditulis A1:A100). Bin_array adalah kisaran pengelompokan data frekuensi yang diinginkan. Apakah kita ingin mengelompokkan menurut setiap nilai yang unik, atau mau dikelompokkan menurut kisaran tertentu. Bila kita ingin mengelompokkan berat buah tersebut menurut kriteria: <=3 kg, 3,1 - 4 kg, 4,1 - 5 kg, dan 5,1 - 6 kg, maka Bin_array-nya adalah 3, 4, 5, 6 (isikan di range B1:B4). Jadi formulanya adalah (tulis di sel C1):

=FREQUENCY(A1:A100,B1:B4)

Hasil yang diperoleh pertama kali itu belum sempurna. Karena fungsi FREQUENCY ini termasuk formula array, maka harus dilanjutkan dengan langkah berikut:
- klik pada sel C1 tempat formula frequency berada
- select (blok) sel C1:C4 (range yang akan menampung hasil frekuensi)
- tekan tombol F2 untuk mengedit formula
- tekan Control+Shift+Enter

Sekarang keempat sel (C1:C4) sudah berisi angka yang menunjukkan banyaknya frequensi buah dengan berat berada pada kisaran kecil atau sama dengan angka pada sel di sebelah kirinya.

Catatan:
- Bahasanya agak ribet dikit
- Datanya silakan reka sendiri, atau bisa juga menggunakan data fiktif yang ada di sini.

Tuesday, October 14, 2014

Download File Latihan Excel

Dapatkan file latihan excel anda di sini: DOWNLOAD

Sunday, August 4, 2013

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434H

Saya, Yunisman, dan keluarga mengucapkan selamat merayakan Idul Fitri 1434H semoga Allah menerima ibadah kita selama Ramadhan ini. Minal 'aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Memperbaiki Inverter yang Jebol

Dengan tujuan untuk kepraktisan, ketika listrik PLN mati, aku menyambungkan listrik dari inverter aki mobil ke jaringan listrik rumah setelah terlebih dahulu mematikan sekring utama (MCB) dan mencabut colokan peralatan yang berat-berat seperti rice cooker, kulkas, tv, dan mesin cuci. Dengan cara begini semua lampu bisa dipakai, dengan mewanti-wanti anak-anak agar jangan menghidupkan sekaligus semua lampu, tapi bergantian, demi menjaga batrai mobil agar tetap bisa dipakai buat menghidupkan mesin esok paginya. Listrik PLN yang mati mulai pukul 10 malam, ternyata nyala kembali pukul 2 dinihari. Anakku yang SMA pertama kali menyadari ini karena melihat cahaya dari lampu penerangan jalan menerobos masuk rumah. Dalam keadaan mengantuk rupanya lupa pesanku tentang prosedur perpindahan dari tenaga inverter ke PLN. Dia langsung menaikkan MCB dalam keadaan inverter masih nyala dan tersambung ke jaringan PLN. Akibatnya inverter langsung jebol. Kalau dinyalakan kipasnya tetap berputar dan lampu merah (vault) menyala, dan tidak ada tegangan AC yang keluar.

Aku pantang menyerah sebelum mencoba, walaupun sebelumnya belum pernah mengutak-atik inverter. Aku mengambil multimeter dan mulai ukur sana ukur sini. Aku mencurigai barisan empat buah power mosfet di bagian outputnya. Kodenya IRF840. Ketika dilakukan pengukuran pada kaki-kakinya, dua fet yang ditengah memperlihatkan karakteristik yang mencurigakan. Untuk pastinya harus dilepas dulu. Bagaimana cara melepas solderannya? Kakinya ada tiga. Biasanya kalau kaki komponen lebih dari dua maka yang mudah adalah dengan menyedot timah solderan tapi penyedot timah solderan aku tidak punya. Kesulitanya ditambah lagi karena papan pcb-nya tipe dual layer (permukaan atas dan bawahnya disolder). Cara lain adalah dengan mematahkan kaki-kakinya terlebih dahulu, lalu dijepit dengan pinset sambil dipanaskan dengan solder. Tapi cara ini merusak komponen yang belum tentu rusak. Akhirnya aku dapat ide. Ketiga kaki mosfet tersebut dibanjiri dengan timah solder sampai short. Dalam keadaan solderan panas mencair tersebut mosfet ditarik dan lepas dengan mudah. Setelah keempat mosfetnya dilepas dan diukur ulang, ternyata benar, dua di antaranya dipastikan rusak.

Di sebuah toko komponen elektronik di Blok A aku mendapatkan mosfet pengganti yang rusak tersebut. Kebetulan tersisa dua buah itu, harganya 5 ribu per buah. Setelah dipasangkan, alhamdulillah, inverter kembali berfungsi dengan normal. Demikianlah pengalaman memperbaiki inverter yang jebol semoga berguna bagi pembaca sekalian.