Thursday, October 16, 2014
Gejala bearing (laher) roda mobil rusak
Saya tidak tahu pasti ada berapa macam gejala bearing roda yang mengalami kerusakan karena dimakan usia, tapi yang saya alami adalah pada kecepatan di atas 40 km/jam muncul suara mendengung dari bagian bawah mobil. Bunyi dengungan itu mirip suara dengungan mesin pada rpm tinggi sehingga saya jadi sering salah menduga itu suara mesin. Ketika mobil berjalan pada kecepatan 50 maka terdengar suara seakan-akan mobil sudah berlari 80 km/jam. Ketika saya ceritakan itu ke bengkel, mereka bilang itu adalah gejala kerusakan bearing roda. Dan benar saja, setelah ditukar, suara dengungan aneh itu hilang.
Wednesday, October 15, 2014
Menambal Radiator Bocor
Sebulan yang lalu radiator mobil bocor. Mungkin memang sudah waktunya karena usianya sudah 14 tahun. Tapi karena belum punya uang buat beli radiator baru maka diusahakan menambalnya, paling tidak untuk sementara. Nah, di sinilah bermula kisah trial and error ini.
Berikut deskripsi mobil dan kerusakannya.
Type mobil : New Corolla 1.8 XLi Thn 2000
Bagian radiator yang bocor : tabung bagian bawah yg terbuat dari bahan seperti fiber.
Bocornya berupa retak memanjang kira2 10 cm.
Coba-coba Pertama :-(
(Dari hasil googling) diolesi lem alteco tiga lapis. Walaun kurang yakin tapi dicoba juga. Setelah dipasang memang tidak bocor (karena belum ada tekanan dari dalam). Cara ini hanya bertahan tiga hari, lalu bocor lagi.
Coba-coba Kedua :-(
Pakai lem taiwan (ada yg bilang lem korea) lima lapis dengan interval beberapa menit lalu yang terakhir ditaburi bubuk kopi (katanya biar lebih keras). Setelah kering lalu dipasang dan diisi air. Aman, tidak ada yang bocor. Eh...setelah tiga hari....bocor lagi.
Coba-coba Ketiga :-)
Saya dapat ide dari slang radiator yang keluar-masuk mesin. Slang ini kalau tidak ada silikon merah tentunya juga bocor. Tapi silikon merah ternyata bisa menghambat kebocoran tersebut. Tapi ada syaratnya. Silikon merah ini adalah benda yang elastis, jadi untuk dapat berfungsi menghambat kecoboran maka dia harus diapit oleh dua benda yang kaku. Dari ide tersebut saya lalu memotong plat aluminium (ketebalan kurang lebih 1 mm) berbentuk persegi dengan luas yang dapat menutupi bagian karburator yang retak. Pinggir-pinggir pelat aluminium tadi agak dilengkungkan ke satu arah agar dapat menampung dan menahan silikon merah. Siapkan juga kawat diameter 1,5 mm untuk mengikatnya. Setelah kedua permukaan dibersihkan lalu saya isi dulu bagian yang retak dengan lem taiwan (yang punya kemampuan meresap ke celah-celah retakan yang sempit) lalu dioleskan silikon merah secara merata pada kedua sisi (radiator dan plat aluminium). Volume silikonnya dibuat agak penuh sehingga ketika ditempelkan akan melimpah sedikit pada bagian pinggirnya. Itu gunanya untuk memastikan tidak ada gelembung udara di bagian yang retak tadi. Setelah ditempelkan lalu diikat dengan kawat yang telah disiapkan. Saya buat ikatannya beberapa buah dengan jarak 2-3 cm sehingga plat aluminium tersebut benar-benar menempel erat pada tabung radiator yang bocor tadi.
Hasilnya....
Belum dapat diketahui berapa lama bisa bertahannya, tapi sampai tulisan ini dibuat sudah lebih dari enam bulan semenjak ditambal, belum ada tanda-tanda kebocoran kembali pada radiator yang retak tersebut. Itu saya anggap sebuah sukses yang perlu saya share dengan teman-teman yang lain, barangkali saja ada yang mengalami kasus serupa. Semoga bermanfaat.
Berikut deskripsi mobil dan kerusakannya.
Type mobil : New Corolla 1.8 XLi Thn 2000
Bagian radiator yang bocor : tabung bagian bawah yg terbuat dari bahan seperti fiber.
Bocornya berupa retak memanjang kira2 10 cm.
Coba-coba Pertama :-(
(Dari hasil googling) diolesi lem alteco tiga lapis. Walaun kurang yakin tapi dicoba juga. Setelah dipasang memang tidak bocor (karena belum ada tekanan dari dalam). Cara ini hanya bertahan tiga hari, lalu bocor lagi.
Coba-coba Kedua :-(
Pakai lem taiwan (ada yg bilang lem korea) lima lapis dengan interval beberapa menit lalu yang terakhir ditaburi bubuk kopi (katanya biar lebih keras). Setelah kering lalu dipasang dan diisi air. Aman, tidak ada yang bocor. Eh...setelah tiga hari....bocor lagi.
Coba-coba Ketiga :-)
Saya dapat ide dari slang radiator yang keluar-masuk mesin. Slang ini kalau tidak ada silikon merah tentunya juga bocor. Tapi silikon merah ternyata bisa menghambat kebocoran tersebut. Tapi ada syaratnya. Silikon merah ini adalah benda yang elastis, jadi untuk dapat berfungsi menghambat kecoboran maka dia harus diapit oleh dua benda yang kaku. Dari ide tersebut saya lalu memotong plat aluminium (ketebalan kurang lebih 1 mm) berbentuk persegi dengan luas yang dapat menutupi bagian karburator yang retak. Pinggir-pinggir pelat aluminium tadi agak dilengkungkan ke satu arah agar dapat menampung dan menahan silikon merah. Siapkan juga kawat diameter 1,5 mm untuk mengikatnya. Setelah kedua permukaan dibersihkan lalu saya isi dulu bagian yang retak dengan lem taiwan (yang punya kemampuan meresap ke celah-celah retakan yang sempit) lalu dioleskan silikon merah secara merata pada kedua sisi (radiator dan plat aluminium). Volume silikonnya dibuat agak penuh sehingga ketika ditempelkan akan melimpah sedikit pada bagian pinggirnya. Itu gunanya untuk memastikan tidak ada gelembung udara di bagian yang retak tadi. Setelah ditempelkan lalu diikat dengan kawat yang telah disiapkan. Saya buat ikatannya beberapa buah dengan jarak 2-3 cm sehingga plat aluminium tersebut benar-benar menempel erat pada tabung radiator yang bocor tadi.
Hasilnya....
Belum dapat diketahui berapa lama bisa bertahannya, tapi sampai tulisan ini dibuat sudah lebih dari enam bulan semenjak ditambal, belum ada tanda-tanda kebocoran kembali pada radiator yang retak tersebut. Itu saya anggap sebuah sukses yang perlu saya share dengan teman-teman yang lain, barangkali saja ada yang mengalami kasus serupa. Semoga bermanfaat.
Mengenal Fungsi FREQUENCY pada Excel
Fungsi =FREQUENCY berguna untuk menghitung berapa sering suatu data tertentu ditemukan pada suatu kelompok data. Ketika semua pemilih selesai memberikan suara pada pemilu, maka Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melakukan tally untuk menentukan berapa suara yang diperoleh masing-masing calon. Bila calon nomor urut 1 mendapat suara 200 maka itu berarti frekuensi suara pemilih untuk calon tersebut adalah 200.
Contoh: Seorang petani yang baru panen semangka, menimbang satu per satu semangka yang dipanennya dan menuliskan hasilnya pada sel Excel. Fungsi FREQUENCY dapat dipakai untuk menentukan berapa kali ditemukan buah semangka dengan berat yang sama. Setiap nilai berat akan dihitung apakah ada yang sama dengan yang lain sehingga didapat buah dengan berat 4,0 kg itu ada berapa buah, buah dengan berat 4,5 kg ada berapa buah pula, demikian seterusnya. Ok, mari kita lihat cara penggunaannya.
Bentuk umum fungsi FREQUENCY adalah =FREQUENCY(DATA_ARRAY, BIN_ARRAY). Data_array adalah kisaran (range) data yang berisi berat masing-masing semangka, misalnya terletak di sel A1 sampai A100 (ditulis A1:A100). Bin_array adalah kisaran pengelompokan data frekuensi yang diinginkan. Apakah kita ingin mengelompokkan menurut setiap nilai yang unik, atau mau dikelompokkan menurut kisaran tertentu. Bila kita ingin mengelompokkan berat buah tersebut menurut kriteria: <=3 kg, 3,1 - 4 kg, 4,1 - 5 kg, dan 5,1 - 6 kg, maka Bin_array-nya adalah 3, 4, 5, 6 (isikan di range B1:B4). Jadi formulanya adalah (tulis di sel C1):
=FREQUENCY(A1:A100,B1:B4)
Hasil yang diperoleh pertama kali itu belum sempurna. Karena fungsi FREQUENCY ini termasuk formula array, maka harus dilanjutkan dengan langkah berikut:
- klik pada sel C1 tempat formula frequency berada
- select (blok) sel C1:C4 (range yang akan menampung hasil frekuensi)
- tekan tombol F2 untuk mengedit formula
- tekan Control+Shift+Enter
Sekarang keempat sel (C1:C4) sudah berisi angka yang menunjukkan banyaknya frequensi buah dengan berat berada pada kisaran kecil atau sama dengan angka pada sel di sebelah kirinya.
Catatan:
- Bahasanya agak ribet dikit
- Datanya silakan reka sendiri, atau bisa juga menggunakan data fiktif yang ada di sini.
Contoh: Seorang petani yang baru panen semangka, menimbang satu per satu semangka yang dipanennya dan menuliskan hasilnya pada sel Excel. Fungsi FREQUENCY dapat dipakai untuk menentukan berapa kali ditemukan buah semangka dengan berat yang sama. Setiap nilai berat akan dihitung apakah ada yang sama dengan yang lain sehingga didapat buah dengan berat 4,0 kg itu ada berapa buah, buah dengan berat 4,5 kg ada berapa buah pula, demikian seterusnya. Ok, mari kita lihat cara penggunaannya.
Bentuk umum fungsi FREQUENCY adalah =FREQUENCY(DATA_ARRAY, BIN_ARRAY). Data_array adalah kisaran (range) data yang berisi berat masing-masing semangka, misalnya terletak di sel A1 sampai A100 (ditulis A1:A100). Bin_array adalah kisaran pengelompokan data frekuensi yang diinginkan. Apakah kita ingin mengelompokkan menurut setiap nilai yang unik, atau mau dikelompokkan menurut kisaran tertentu. Bila kita ingin mengelompokkan berat buah tersebut menurut kriteria: <=3 kg, 3,1 - 4 kg, 4,1 - 5 kg, dan 5,1 - 6 kg, maka Bin_array-nya adalah 3, 4, 5, 6 (isikan di range B1:B4). Jadi formulanya adalah (tulis di sel C1):
=FREQUENCY(A1:A100,B1:B4)
Hasil yang diperoleh pertama kali itu belum sempurna. Karena fungsi FREQUENCY ini termasuk formula array, maka harus dilanjutkan dengan langkah berikut:
- klik pada sel C1 tempat formula frequency berada
- select (blok) sel C1:C4 (range yang akan menampung hasil frekuensi)
- tekan tombol F2 untuk mengedit formula
- tekan Control+Shift+Enter
Sekarang keempat sel (C1:C4) sudah berisi angka yang menunjukkan banyaknya frequensi buah dengan berat berada pada kisaran kecil atau sama dengan angka pada sel di sebelah kirinya.
Catatan:
- Bahasanya agak ribet dikit
- Datanya silakan reka sendiri, atau bisa juga menggunakan data fiktif yang ada di sini.
Tuesday, October 14, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)