Sunday, August 4, 2013

Lampu Emergency: Pilih Genset atau Aki?

Akhir-akhir ini listrik di kota Padang mengalami pemadaman bergilir lagi. Kadang siang kadang malam. Sekali gena giliran kurang lebih tiga jam. Repot memang, apalagi sekarang bulan puasa. Kadang lagi memasak nasi di rice cooker tiba-tiba listrik mati, terpaksa dipindahkan (dilanjutkan) dengan kompor. Lalu bagaimana dengan fungsi warmer pada rice cooker, bukankah tidak bisa digantikan dengan kompor? Saya belum pernah mencoba menjaga nasi tetap hangat dari magrib sampai sahur dengan panas kompor. Makanan di kulkas jadi basi. Televisi tidak bisa menyala, begitu pula laptop dan modem. Begitu banyak masalah yang timbul bila tidak ada listrik.

Lalu muncul ide untuk menyediakan sumber listrik darurat. Ada dua pilihan, genset atau aki. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan. Genset dengan daya 1 KW harganya sekitar satu jutaan. Dengan daya sebesar itu cukup untuk menghidupkan peralatan listrik di rumahku yang sederhana. Tapi yang paling tidak enak dengan genset adalah suaranya yang bising. Bukan hanya keluargaku yang akan terganggu, tetangga juga akan merasa kesal, dan itu tidak baik. Bagaimana dengan listrik tenaga aki? Dari segi noise jelas aki tidak bersuara alias senyap, tapi kelemahannya adalah harga aki dan inverter yang bagus lumayan mahal. Setelah menimbang-nimbang untung ruginya akhirnya aku membuat sebuah keputusan tengah. Sebuah inverter dengan kualitas sedang dan sumber daya dari aki mobil. Di blok A kutemukan inverter merk Doxin dengan kapasitas tertulis 1000 watt. Di kertas manualnya tertera bahwa alat ini mempunya efisiensi sebesar 40%, itu artinya daya yang dapat dihasilkannya adalah 400 watt saja. Kupikir tak apalah tidak bisa nonton tv selama listrik PLN mati. Dengan daya segitu juga tidak mungkin untuk memasak nasi atau menyeterika pakaian. Yang penting untuk sekedar menyalakan lampu sudah bisa.

Demikianlah akhirnya. Ketika listrik PLN benar-benar mati, maka inverter dicolokkan ke lobang cigarette lighter di mobil dan kunci kontak di posisi ACC. Pertama kali mencobanya aku hanya berani menghidupkan sebuah lampu hemat energi 20 watt. Secara teoritis, aki mobil dengan kapasitas 40 AH (amper jam) dalam keadaan penuh akan mampu mensuplai listrik dengan arus 40 Ampere selama 1 jam, atau 1 Ampere selama 40 jam.  Satu buah lampu 20 watt membutuhkan arus 20/220 Ampere atau kira-kira 0,1 Ampere. Tapi kenyataannya mungkin lebih daripada itu, karena masih ada energi yang terpakai untuk inverter itu sendiri. Arus real itu tentu harus diukur antara aki dan inverter, bukan antara inverter dan lampu. Sayangnya saya belum punya ampermeter.

No comments: